Angka kematian ibu melahirkan dan anak baru dilahirkan akhir-akhir ini agak mengkwatirkan. Di Desa Kedungjaran saja dalam triwulan pertama 2018 ada 3 kematian bayi baru lahir. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan, mulai program RT nginjen wong meteng, sosialisasi Bapak Siaga serta berbagai kelas Ibu Hamil.
Pendataan atas kondisi Ibu Hamil dan kandungannya juga dipantau secara Intensif oleh Bidan Desa, terlebih terhadap Ibu Resiko Tinggi. Pengantaran Kendaraan untuk membawa mereka juga sudah disiapkan 24 jam siaga.
Ternyata dari 3 kasus, 2 kasus pertama adalah Ibu Hamil yang tak terpantau dari awal karena tinggal di luar desa. Baru ketika akan melahirkan pulang dari rantau. Hal inilah yang mengakibatkan Pemerintah Desa tak memiliki data secara detail mengenai Resiko yang harus diantisipasi.
Untuk kasus ketiga adalah terhadap Ibu Sumiati warga dusun III, yang memang sedari awal atas kesehatan si Ibu disarankan agar tidak memiliki anak lagi. Namun karena keinginan memiliki momongan disebabkan kakak-kakaknya telah beranjak dewasa tak terbendung. Sibayi yang bisa lahir normal akhirnya menghembuskan nafas karena kelainan organ dalam.
Hal itulah yang menjadi sekelumit masalah yang disampaikan Kepala Desa Kedungjaran dalam acara Forum Masyarakat Madani Motivator Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Sragi. Bahwa keberadaan Forum ini sangat diperlukan guna mendukung Pemerintah dalam menekan angka kematian Ibu melahirkan serta anak yang baru dilahirkan.
Hanya saja dukungan pendanaan untuk kegiatan mereka saat ini sangat minim, sehingga perlu sosialisasi kepada Pemerintah Desa agar dapat mengalokasikan dana untuk operasional kegiatan mereka.
Acara yang berlangsung di Desa Kedungjaran Jumat, 15 Maret 2018 dihadiri Bidan Desa, Puskesmas Sragi I, TP PKK Kecamatan Sragi dan Forum Masyarakat Madani Motivator Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Sragi.
0 komentar:
Posting Komentar