Visi dan Misi TP PKK

Terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju – mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Sejarah Pergerakan PKK

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga merupakan gerakan pembangunan masyarakat bermula dari seminar Home Ekonomic di Bogor pada Tahun 1957, menghasilkan rumusan 10 (sepuluh) segi kehidupan keluarga

Evaluasi 10 Program Pokok PKK

Evaluasi 10 Program Pokok PKK oleh Ketua TP PKK Kab. Pekalongan Ibu Hj. Munafaah Asip Qolbihi untuk menilai sejauh mana kegiatan TP PKK dalam menjalankan 10 Program Pokok di desa Kedungjaran

Pembinaan PHBS

Pembinaan Pola Hidup Bersih dan Sehat oleh Dinas Kesehatan ( Puskesmas Sragi I ) dan Kecamatan Sragi dalam rangka persiapan penilaian pelaksanaan PHBS di Desa Kedungjaran

Workshop Pengolahan Sampah

Perlakuan Sampah dengan cara memilah memilih dan mengolah kembali menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi

Jumat, 27 Oktober 2017

Kelas Ibu Hamil.

Sabtu 28 Oktober 2017, bertempat di kediaman Bapak Danoyo yang juga Kepala Dusun III diadakan Kelas Ibu Hamil. Sebuah kegiatan yang diadakan oleh TP PKK DEsa Kedungjaran dengan Kader Posyandu serta Bidan Desa.
Diikuti sekitar 15-an ibu hamil kegiatan ditujukan untuk memberikan pendampingan kesehatan kepada ibu hamil. Baik pada diri ibu hamil, juga pada bayi yang dikandung.

Dalam kesempatan tersebut selain tanya jawab langsung akan berbagai keluhan kandungan. Juga ada sosialisasi kesehatan dari Bidan Desa. Kepala desa yang berkesempatan hadir meminta kerjasama agar ibu hamil membuat Tabungan untuk persiapan biaya. Baik biaya persalinan, atau bila memakai BPJS atau Jampersal, tabungan bisa untuk keperluan lain pasca kelahiran. Misal untuk popok bayi maupun untuk keperluan lainnya.

Persiapan data pendukung seperti KTP dan KK juga penting, karena Jampersal dan BPJS mensyaratkan itu. Lalu Poliklinik Desa kini menyatu dengan BUMDes dan ada fasilitas Perpustakaan Desa. Satu tempat dengan berbagai fasilitas.

Pertemuan Rutin PKK

Kamis, 26 Oktober 2017. Sesuai jadwal yang telah disepakati, bahwa setiap kamis akhir bulan dilaksanakan pertemuan rutin PKK. Berlangsung di aula balaidesa Kedungjaranberlangsung meriah, kali ini yang hadir sangat banyak. Hampir 90-an ibu-ibu serta remaja putri hadir.

Acara rutin TP PKK yang sekaligus arisan ibu-ibu diisi dengan beberapa penyuluhan dari lembaga terkait. Kali ini Ibu Bidan Desa Ibu Indah menyampaikan pola hidup sehat. Terutama kesehatan Ibu mengandung dan anak baru lahir.

Harus sangat diperhatikan kesehatan ibu mengandung, minimal 4 kali pemeriksaan kandungan sesuai jadwal, agar kandungannya terkontrol.

Diakhiri dengan arisan acara yang dimulai pukul 15.00 berakhir pada pukul 17.00 wibb.

Minggu, 22 Oktober 2017

Santunan Ibu Hamil Resti

Minggu, 22 Oktober 2017 Forum Masyarakat Madani ( FMM ) Kecamatan Sragi yang juga Komunitas Motivator Kesehatan Ibu dan Anak ( MKIA ) Kecamatan Sragi melakukan kunjungan ke salah satu Ibu Hamil Resiko Tinggi di Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan.

Pada kesempatan hari itu Forum Masyarakat Madani KMIA mengunjungi Kediaman Ibu Sulimah untuk memberikan bimbingan dan pembekalan guna mempersiapkan proses kelahiran agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Dalam kesempatan tersebut FMM juga memberikan santunan yang diwakilkan oleh ketua Forum Madyarakat Madani Peduli Kesehatan Ibu dan Anak. 

Ikut mendampingi pemberian Sosialisasi adalah Ibu Susilowati dari TP PKK Desa Kedungjaran. Adapun tujuan dari pelaksanaan kunjungan ini untuk memastikan penanganan kesehatan Ibu Hamil dan Kandungan sudah dilakukan sebaik mungkin agar keselamatan sang ibu dan calon anak bisa terjaga.

Kamis, 19 Oktober 2017

Pelaksanaan Vaksin Campak Rubella


Hari gini anti vaksin? Imunisasi itu wajib, lho. Apalagi ini demi mencegah anak kita terinfeksi campak dan rubella yang risikonya bisa fatal. Imunisasi Rubella sebenarnya sudah ada sebelumnya, namun yang melakukannya hanya sedikit karena dulu imunisasi dilakukan atas inisiatif pribadi, dan berbiaya mahal karena pengadaannya dilakukan oleh dokter spesialis, dalam hal ini spesialis anak.

Maka sebagai wujud tanggung jawab pemerintah dalam hal kesehatan, pada bulan Agustus sampai 2017 ini, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mencanangkan kampanye imunisasi campak dan rubella (Measles Rubella/ MR) GRATIS, dan itu ditujukan buat anak-anak usia sekolah maksimal 15 tahun, diadakan di sekolah-sekolah (SD/MI/ Sederajat, SMP/MTS/sederajat). Kemudian pada bulan September 2017, imunisasi diberikan di Posyandu, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan lainnya untuk bayi berusia 9 bulan ke atas, anak-anak yang belum bersekolah, juga anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Pelaksanaan kampanye imunisasi MR tahun 2017 tersebut adalah Fase ke-I yang diadakan di wilayah pulau Jawa.

 Untuk itu pemerintah menargetkan ada sekitar 34 jutaan anak yang akan diberikan imunisasi. Perinciannya yaitu mencakup 6 provinsi, 119 kabupaten/kota dan 3.579 Puskesmas.Kampanye Imunisasi MR dan TujuannyaKampanye imunisasi Measles Rubella (MR) yang pencanangannya dibuka oleh Presiden Jokowi pada tanggal 1 Agustus ini, adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. 


Presiden Jokowi menekankan pentingnya menjaga anak agar tetap sehat, dan ini adalah tugas dan tanggung jawab para orang tua. Adapaun tanggung jawab pemerintah yaitu dalam partisipasi dan inisiatif pengadaan imunisasi yang aman, terjamin mutunya, dan sebisa mungkin gratis bagi semua warga sasaran. Pemerintah ingin memastikan bahwa negara ini akan terbebas dari bahaya campak dan rubella, yang juga menjadi prioritas negara di seluruh dunia mengingat bahayanya penyakit bagi anak-anak.Indonesia telah terbebas dari cacar, polio, tetanus ibu dan neonatal.

Saat ini, Indonesia sedang memprioritaskan program eliminasi Campak dan Rubella sebagai program nasional, hal yang juga menjadi fokus utama kesehatan regional dan global. Di Indonesia Vaksin campak secara rutin diberikan kepada semua anak, dibagi menjadi dua tahapan yaitu pada 9 bulan dan 18 bulan. Program ini akan berhasil mencegah penyebaran virus MR jika cakupan vaksinasinya mencapai minimal 80 % dari jumlah usia sasaran utama. 

Apa dan Bagaimanakah Measles dan Rubella itu?

Campak (Measles) dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Sebagaimana kebanyakan penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus, hal ini tidak ada obatnya. Walaupun begitu, penyakit ini bisa dicegah, atau setidaknya dikurangi dampak bahayanya bila anak-anak yang rentan terinfeksi tersebut mendapatkan imunisasi MR. 

Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, bahkan sampai kematian. Gejalanya bisa mulai dari demam, ruam, batuk dan pilek, juga mata merah dan berair. 

Sedangkan Rubella pada anak-anak biasanya seakan muncul sebagai penyakit ringan, anak-anak mungkin segera merasa baik kembali. Nah, celakanya itu jika penyakit ini menulari ibu hamil pada usia kandungan trimester pertama atau awal kehamilan, karena kalau sampai janinnya terinfeksi, maka kemungkinan Si ibu akan mengalami keguguran. Bila bayi tetap lahir kemudian, maka kemungkian besar bayi tersebut mengalami kecacatan sejak dilahirkan. Inilah yang disebut sebagai Sindroma Rubella Kongenital. Perkembangan selanjutnya dapat berdampak pada perkembangan bayi, antara lain adalah risiko menderita kelainan pada jantung, kebutaan, atau cacat penglihatan, pendengaran, dan terhambatnya perkembangan anak dalam tingkat yang berat, juga bisa mengakibatkan kematian. 

Dengan fakta itu, maka imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit MR ini. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus, dan inilah yang menjadi peralihan dari vaksin sebelumnya, yaitu MMR (Mumps, Measles, dan Rubella).

Vaksinasi MR Aman

Vaksin ini aman, yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari Badan POM. Vaksin MR 95% efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella. Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. Di samping itu, pemerintah sudah melakukan persiapan dengan seksama, termasuk mengadakan pelatihan berdasarkan perencanaan matang dan baik agar pelaksanaan imunisasi dilakukan dengan aman dan efektif.

Adanya tudingan, dugaan, maupun isu beredar yang mengatakan bahwa imunisasi dapat menyebabkan autis itu tidak terbukti. Bisa dikatakan bahwa ini adalah hoaks terbesar yang beredar secara global.

Untuk itu, maka ibu hamil yang punya anak usia sasaran (9 bulan -- 15 tahun) tidak perlu khawatir bila harus mengantar anaknya ke tempat imunisasi, dan mendapatkan layanan imunisasi oleh petugas. Penting diketahui, selain anak-anak, sebenarnya imunisasi MR juga penting buat ibu yang menginginkan punya anak (ibu hamil) atau ibu-ibu yang sedang hamil, khususnya pada usia kehamilan 3 bulan pertama. 

Vaksin yang disuntikkan adalah virus yang telah dilemahkan dan tidak punya kemampuan menginfeksi. Vaksin ini akan bereaksi dengan sistem kekebalan anak yang disuntik, yang kemudian membentuk keimunan terhadap penyakitnya. Dengan kata lain, imunisasi vaksin ini justru untuk mencegah infeksi, bukan menjadi penyebab anak terinfeksi.

Perlu diketahui bahwa kegiatan ini didukung oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Tim Penggerak PKK Pusat, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, dan juga lembaga serta organisasi terkait lainnya. 

Penjelasan MUI tentang Vaksinasi MR

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016 dijelaskan bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) karena sifatnya melindungi dari bahaya yang berisiko nyawa ataupun kecacatan. Ini dilihat sebagai upaya membangun kekebalan tubuh, yang dengan begitu akan menjadi benteng pertahanan tubuh dalam melawan serangan penyakit dari luar atau virus.Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan para ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib. Penjelasan ini dinyatakan oleh Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA, Sekretaris komisi fatwa MUI Pusat.


Kampanye Imunisasi MR bagi warga di luar pulau JawaPelaksanaan Fase ke-II kampanye imunisasi diadakan pada bulan Agustus -- September 2018, yang meliputi 28 provinsi di luar pulau Jawa -- yaitu, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Di Desa sendiri pelaksanaan sudah menyeluruh dilaksanakan, terbagi pada pelaksaan di 5 Posyandu yang ada desa Kedungjaran dan di sekolah-sekolah yang ada di desa kedungjaran. Pelaksaan dilakukan dalam 2 kali pelaksanaan yaitu  pada 28 Agustus 2017 untuk di Posandu dan pada  tanggal 26 September 2017 untuk anak anak sekolah.

(Sumber : https://www.kompasiana.com/indriasalim/ )

Hari Cuci Tangan sedunia


Setiap tanggal 15 Oktober di kalangan para penggerak kesehatan dan PKK diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Se Dunia, sesuai dengan surat dari Tim Penggerak PKK Kecamatan Sragi bahwa pelaksanaan peringatan hari cuci tangan pakai sabun ini dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2017 karena tanggal 15 Oktober jatuh pada hari minggu. 

Pokja IV PKK Kedungjaran sebagai Kelompok Kerja di TP PKK Desa Kedungjaran yang berkewajiban mensukseskan program tersebut melaksanakan kegiatan tersebut di PAUD serta TK Bustanul Athfal desa Kedungjaran..

Anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan hari Senin tanggal 16 Oktober 2017. Kegiatan ini di dukung oleh anggota POKJA IV Desa Kedungjaran dan bidan desa Ibu Indah. Diharapakan kegiatan ini berlangsung secara continue sehingga pola hidup bersih dan sehat dapat dicapai dan meminimalisir penyakit yang bisa menyerang, serta anak-anak bisa memahami pentingnya cuci tangan dimulai sejak dini sehingga menjadi kebiasaan yang dilakukan terus menerus.

Hal ini perlu digiatkan mengingat penularan penyakit pada anak-anak sebagian besar disebabkan karena si anak yang tak melakukan cuci tangan pakai sabun sehabis melakukan kegiatan sehari-hari.