Senin, 20 Agustus 2017 ada sekitar 100an tamu undangan memenuhi aula lantai 2 RSUD Kajen di Karanganyar. Terdiri dari kepala desa-kepala desa sekecamatan sragi, bojong dan tirto didampingi perwakilan lembaga desa. Untuk desa kedungjaran Bapak Kepala Desa didampingi perwakilan TP PKK. Bukan dalam rangka berobat ramai-ramai, namun ternyata ada open house.
Acara yang merupakan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke 395 dimaksudkan memberi informasi seluas-luasnya kepada masyarakat terutama para kepala desa atas kemajuan yang telah dicapai oleh RSUD Kajen dan sekaligus menjaring kritik, saran dan masukan dari masyarakat akan apa saja kekurangan agar bisa diperbaiki demi peningkatan pelayanan.
Acara yang diisi dengan pemaparan seluk beluk RSUD Kajen dan prestasi dan layanan terkini dari Direktur RSUD Kajen Bapak Dwi Arie Gunawan seperti sarana Fisioterapi dan Cuci darah dengan alat terkini dengan ruangan menghadap pemandangan alam, juga adanya poli HIV dan Poli Jiwa. Juga diselingi tanya jawab dengan para tamu undangan.
Pertanyaan yang menggelitik adalah tak cekatannya petugas penerima telpon ketika menerima penelepon tentang jumlah kamar, serta sering kosongnya kamar untuk pasien BPJS sedang bila untuk umum ternyata ada. Hal itu dijawab gamblang oleh Bapak Dwi Arie Gunawan, dan ditandaskan ada peraturan-peraturan terkait Pasien berpotensi menular, pasien pria dan wanita yang tak bisa dicampur. Namun dijamin bila pasien darurat bisa langsung dibawa dan pasti akan dirawat, walau orang miskin sekalipun karena RSUD Kajen ada kerja sama dengan LAZIS kabupaten pekalongan untuk pengobatan pasien duafa.
Acara diakhiri dengan pelatihan penanganan pada korban kecelakaan dan tak sadar diri serta kunjungan keliling RSUD Kajen didampingi petugas setempat. Untuk fasilitas kamar ternyata sangat luar biasa, bahkan kelas III pun dilengkapi TV, tirai pemisah yang mewah dan ruangan yang sangat-sangat bersih dengan bed atau tempat tidur model terkini. Disampaikan oleh dokter pendamping bahwa untuk kamar, di RSUD Kajen sedang mengembangkan kebijakan tanpa kelas, yang ada hanya kelas III dan VIP. Karena kelas III-pun fasilitasnyapun sama dengan VIP hanya jumlah tempat tidurnya agak banyak.
0 komentar:
Posting Komentar